Kamis, 24 April 2008

Makna Liburan dari Andrew Ho


Beristirahat sejenak menjadikan kita mampu menempuh perjalanan lebih jauh.
Sebuah penelitian tentang perilaku manusia menyatakan bahwa rata-rata manusia menghabiskan waktu 25 tahun untuk tidur. Sedangkan 8 tahun lainnya untuk menyelesaikan pendidikan formal, 6 tahun untuk istirahat atau sakit, 7 tahun untuk liburan dan rekreasi. Sementara, 5 tahun waktu manusia habis untuk berkomunikasi, 4 tahun untuk makan, dan 3 tahun untuk melakukan persiapan semua aktivitas tersebut.
Tetapi pada perkembangan selanjutnya, manusia modern saat ini cenderung lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja. Kecenderungan tersebut terjadi dikarenakan desakan era yang serba cepat dan persaingan yang ketat. Persepsi manusia terpola bahwa kehidupan akan lebih berarti jika setiap detik waktu dimanfaatkan hanya untuk bekerja. Tak ada jeda waktu istirahat dianggap lebih efektif, karena jeda waktu istirahat apalagi berlibur dianggap sebagai pemborosan, membosankan, merugikan, dan persepsi negatif lainnya.
Bagi saya, era yang menuntut kita bergerak serba cepat bukan berarti kita tak membutuhkan jeda waktu untuk istirahat. Manusia memerlukan waktu istirahat untuk mengumpulkan energi supaya dapat menjalankan tugas berikutnya dengan lebih baik. Pada kenyataannya memang saya rasakan bahwa waktu liburan membuat saya lebih segar sehingga bersemangat bekerja dan lebih produktif.
Contohnya liburan pada hari Lebaran tahun ini sengaja saya habiskan bersama keluarga. Kurang lebih 10 hari, saya juga melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan para ibu rumah tangga, di antaranya membersihkan rumah, mencuci piring, membantu istri memasak, dan lain sebagainya. Sementara anak-anak saya memasak makanan favorit mereka. Ternyata mereka juga gemar membuat makanan dan es krim. Saya merasakan suasana dalam keluarga semakin mesra dan hangat.
Selama liburan kami benar-benar menikmati situasi yang berbeda. Kami sekeluarga melakukan berbagai aktivitas di luar rutinitas sehari-hari. Saya setiap pagi berolahraga, bermain bersama anak-anak, mengajak anak-anak bermain air di Waterbom Jakarta, nonton film, makan dan minum kopi di Starbucks. Liburan membuat kami memiliki kesempatan lebih banyak untuk beristirahat dan menyegarkan pikiran
Selama liburan saya juga mempunyai banyak waktu untuk menikmati film-film kesukaan. Banyak sekali manfaat yang saya dapatkan dari aktivitas tersebut, selain menghilangkan penat, saya pun memetik pelajaran hidup, motivasi, ide, ataupun inspirasi. Ternyata banyak nilai-nilai kehidupan yang penting, dan liburan membuat saya memiliki cukup waktu untuk introspeksi diri, belajar, memikirkan dan berusaha lebih baik di masa berikutnya.
Sementara itu, liburan membuat saya memiliki waktu untuk bersantai. Di saat seperti itu tiba-tiba saya kembali mengingat kenangan, kerabat dan teman yang telah lama terlupakan lantaran terlalu sibuk dengan berbagai aktivitas. Saat itulah saya mencoba menjalin kembali kominikasi. Alhasil terjalin lagi persahabatan dan terajut lagi kebahagiaan seperti yang telah kami lalui dulu.
Bagi saya, jeda waktu untuk beristirahat merupakan kesempatan yang luar biasa dalam proses perjalanan kehidupan ini. Saya menganggapnya penting, karena nilai sebuah kehidupan bukanlah sekadar mengejar materi melainkan pentingnya berhenti sejenak untuk menikmati keindahan, introspeksi, dan bersyukur. Sehingga pada tahap selanjutnya, semangat, efektivitas dan produktitas kerja kita meningkat.
Ternyata liburan juga memiliki banyak sekali manfaat unik yang tak hanya kami rasakan. Sudah banyak orang yang melakukan penelitian tentang manfaat liburan dan menyatakan manfaat liburan bagi kesehatan dan keuntungan-keuntungan lain yang bisa kita dapatkan. Salah satunya adalah Linda Hoopes dan John Lounsbury, peneliti Departemen Psikologi Universitas Tennessee, yang menyatakan bahwa kepuasan hidup akan meningkat setelah liburan.
Itulah mengapa liburan selalu menjadi saat yang ditunggu, bahkan banyak orang sengaja menjadwal liburan dalam periode waktu tertentu. Jika Anda merasa penat tidak bersemangat dan kurang produktif, segeralah merencanakan sebuah liburan. Semoga Anda mendapatkan semua manfaat liburan.[aho]

Kamis, 17 April 2008

PERTAPA MUDA DAN KEPITING


Suatu ketika di sore hari yang terasa teduh, tampak seorang pertapa muda sedang bermeditasi di bawah pohon, tidak jauh dari tepi sungai. Saat sedang berkonsentrasi memusatkan pikiran, tiba-tiba perhatian pertapa itu terpecah kala mendengarkan gemericik air yang terdengar tidak beraturan.
Perlahan-lahan, ia kemudian membuka matanya. Pertapa itu segera melihat ke arah tepi sungai di mana sumber suara tadi berasal. Ternyata, di sana tampak seekor kepiting yang sedang berusaha keras mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meraih tepian sungai sehingga tidak hanyut oleh arus sungai yang deras.
Melihat hal itu, sang pertapa merasa kasihan. Karena itu, ia segera mengulurkan tangannya ke arah kepiting untuk membantunya. Melihat tangan terjulur, dengan sigap kepiting menjepit jari si pertapa muda. Meskipun jarinya terluka karena jepitan capit kepiting, tetapi hati pertapa itu puas karena bisa menyelamatkan si kepiting.
Kemudian, dia pun melanjutkan kembali pertapaannya. Belum lama bersila dan mulai memejamkan mata, terdengar lagi bunyi suara yang sama dari arah tepi sungai. Ternyata kepiting tadi mengalami kejadian yang sama. Maka, si pertapa muda kembali mengulurkan tangannya dan membiarkan jarinya dicapit oleh kepiting demi membantunya.
Selesai membantu untuk kali kedua, ternyata kepiting terseret arus lagi. Maka, pertapa itu menolongnya kembali sehingga jari tangannya makin membengkak karena jepitan capit kepiting.
Melihat kejadian itu, ada seorang tua yang kemudian datang menghampiri dan menegur si pertapa muda, "Anak muda, perbuatanmu menolong adalah cerminan hatimu yang baik. Tetapi, mengapa demi menolong seekor kepiting engkau membiarkan capit kepiting melukaimu hingga sobek seperti itu?"
"Paman, seekor kepiting memang menggunakan capitnya untuk memegang benda. Dan saya sedang melatih mengembangkan rasa belas kasih. Maka, saya tidak mempermasalahkan jari tangan ini terluka asalkan bisa menolong nyawa makhluk lain, walaupun itu hanya seekor kepiting," jawab si pertapa muda dengan kepuasan hati karena telah melatih sikap belas kasihnya dengan baik.
Mendengar jawaban si pertapa muda, kemudian orang tua itu memungut sebuah ranting. Ia lantas mengulurkan ranting ke arah kepiting yang terlihat kembali melawan arus sungai. Segera, si kepiting menangkap ranting itu dengan capitnya. "Lihat Anak Muda. Melatih mengembangkan sikap belas kasih memang baik, tetapi harus pula disertai dengan kebijaksanaan. Bila tujuan kita baik, yakni untuk menolong makhluk lain, bukankah tidak harus dengan cara mengorbankan diri sendiri. Ranting pun bisa kita manfaatkan, betul kan?"
Seketika itu, si pemuda tersadar. "Terima kasih, Paman. Hari ini saya belajar sesuatu. Mengembangkan cinta kasih harus disertai dengan kebijaksanaan. Di kemudian hari, saya akan selalu ingat kebijaksanaan yang Paman ajarkan."

Senin, 14 April 2008

Sertifikasi Guru 2008


Guru menjadi ujung tombak dalam pembangunan pendidikan nasional. Utamanya dalam membangun dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan formal.
Guru profesional dan bermartabat menjadi impian kita semua karena akan melahirkan anak bangsa yang cerdas, kritis, inovatif, demokratis, dan berakhlak. Guru profesional dan bermartabat memberikan teladan bagi terbentuknya kualitas sumber daya manusia yang kuat. Sertifikasi guru mendulang harapan agar terwujudnya impian tersebut. Perwujudan impian ini tidak seperti membalik talapak tangan. Karena itu, perlu kerja keras dan sinergi dari semua pihak yakni, pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, dan guru.
Sertifikasi guru merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas guru sehingga pembelajaran di sekolah menjadi berkualitas. Peningkatan program lain yaitu; peningkatan kualifikasi akademik guru menjadi S1/D4, peningkatan kompetensi guru, pembinaan karir guru, pemberian tunjangan guru, pemberian maslahat tambahan, penghargaan, dan perlindungan guru.
Sertifikasi guru melalui uji kompetensi memperhitungkan pengalaman profesionalitas guru, melalui penilaian portofolio guru. Sepuluh komponen portofolio guru akan dinilai oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi guru. Bagi guru yang belum memenuhi batas minimal lolos, akan mengikuti pendidikan dan pelatihan hingga guru dapat menguasai kompetensi guru.
Mari kita sukseskan pelaksanaan sertifikasi guru yang jujur dan adil. http://www.sertifikasiguru.org

MENGAPA MASIH BEKERJA?


”Ambillah pekerjaan yang Anda cintai, dan Anda tidak akan (merasa) bekerja seumur hidup.”~ Harvey Mackay
”Sejumlah orang berhasrat besar untuk menjadi kaya raya agar bisa mengalami kebebasan finansial, tidak lagi harus bekerja untuk menafkahi hidup keluarganya. Mereka ingin berhenti bekerja, kalau mungkin pensiun dalam usia muda. Lalu, mengapa sejumlah orang yang sudah sangat kaya justru masih rajin bekerja keras?” tanya saya kepada sejumlah kawan.
”Mungkin karena mereka belum merasa cukup kaya,” kata Iin.
”Atau mereka menjadi semakin serakah,” jawab Toni.
”Yah sekadar mengisi waktu saja,” kata Herlina.
”Yang saya tahu kebanyakan orang kaya memang tetap bekerja keras,” ujar Didi.
”Boleh jadi mereka sudah kecanduan kerja, workhaholic,” jelas Diah.
”Karena hanya dunia kerja yang mereka kenal,” kata Rudy.
”Kerja itu kan bisa diniatkan untuk ibadah juga,” gagas Yuyun.
”Mungkin itu justru ciri khas orang kaya yang sesungguhnya,” ujar Lilik.
”Saya kira, kalau sudah kaya raya tapi tetap rajin bekerja keras, itu terkait dengan etos kerja mereka. Mereka merasa pekerjaannya sebagai rahmat, cocok dengan panggilan hidupnya, dan bekerja itu nikmat bagi mereka,” papar Dewi.
”Lagi pula kalau tidak bekerja, lalu ngapain?” kata Indra.
***
Charles Schwab, tokoh legendaris dalam industri baja di Amerika Serikat, pernah mengatakan, ”Barangsiapa yang tidak bekerja demi cintanya pada pekerjaan itu, melainkan hanya untuk mendapatkan uang semata, maka pekerjaan itu tidak akan menghasilkan uang ataupun kebahagiaan dalam hidupnya.” Ia mungkin benar. Berbagai studi mengenai orang kaya menunjukkan bahwa kebanyakan orang kaya memilih pekerjaan yang disukai dan dicintainya. Walau awal keterlibatan mereka dalam pekerjaan atau bisnis tersebut bisa juga karena ”terpaksa” atau ”kebetulan”, tetapi kemudian mereka mampu menumbuhkan rasa cinta terhadap bisnis dan pekerjaannya itu. Hal ini membuat mereka bertahan mengerjakan bisnis atau pekerjaan yang sama selama bertahun-tahun, mempelajarinya dengan saksama, sehingga menjadi ahli dalam soal tersebut.
Seperti pengalaman Martin J. Grunder, Jr seorang pebisnis di Dayton, Ohio, Amerika. Sejak remaja ia sangat tertarik pada soal memotong rumput dan menata pekarangan belakang rumah orangtua dan kerabatnya di Ohio Selatan. Lalu, ketika mulai kuliah, ia memutuskan untuk mendirikan perusahaan pertamanya Grunder Landscaping Company. Modalnya waktu itu adalah sebuah mesin pemotong rumput seharga 25 dolar AS yang dibeli dari toko loak (barang bekas). Selama lima tahun pertama, usahanya tidak mengalami perkembangan yang berarti, bahkan akuntannya menyarankan agar ia menutup saja usaha tersebut. Tetapi, Grunder maju terus. Pada tahun terakhir kuliahnya, perusahaan Grunder telah bernilai 300.000 dolar dan kisahnya dimuat di The New York Times. Dan, pada tahun 2003 Grunder Landscaping memiliki lebih dari 40 pegawai profesional dengan omzet tahunan 3 juta dolar. Ia menerima tak kurang dari 30 penghargaan lokal maupun nasional atas usaha yang dilakukannya. Dan yang paling menarik adalah ia dengan tegas mengatakan, ”... saya sangat mencintai pekerjaan saya, dan saya tak keberatan untuk bangun setiap pagi dan berangkat bekerja. ..., saya selalu mencintai pekerjaan saya. Yang saya lakukan adalah hal-hal yang memang saya cintai, jadi mudah bagi saya untuk maju.”
Memilih untuk melakukan apa yang memang disukainya, itulah benang merah yang juga akan kita temukan ketika membaca riwayat hidup orang-orang super kaya dari industri dotcom, seperti Bill Gates, Larry Allison, Jeff Bezos, Steve Jobs, dan Michael Dell. Mereka mencintai apa yang mereka kerjakan, dan karena itu mereka mengerjakan dengan gegap gempita. Halangan dan hambatan justru menjadi pemicu gairah, menjadi tantangan yang mengundang untuk ditaklukkan. Antara ”bekerja” dengan ”bermain” menjadi sulit dibedakan. Namun, yang juga sangat penting adalah mereka bisa membuat pekerjaan yang disukainya itu mendatangkan keuntungan dan penghasilan yang luar biasa bagi dirinya. http://www.pembelajar.com

Jumat, 04 April 2008


Diperlukan waktu bermiliar-miliar tahun untuk menciptakan seorang manusia. Dan diperlukan hanya beberapa detik untuk mati.Di Pulau Taveuni, Fiji, sejumlah orang tanpa sengaja berkumpul. Setiap dari mereka diam-diam menyimpan luka di hati. John Spooke, seorang penulis Inggris, masih berduka akan kematian istrinya. Frank Andersen, seorang ahli biologi evolusioner dari Norwegia, kehilangan seorang anak dalam sebuah kecelakaan tragis dan berpisah dari istrinya.Di antara mereka, tidak ada yang lebih menarik perhatian daripada Ana dan José, pasangan penuh teka-teki dari Spanyol. Mengapa mereka kerap saling melontarkan kalimat-kalimat ganjil tentang alam semesta dan Joker? Mengapa Ana begitu mirip dengan model lukisan Maja karya Goya yang terkenal? Dan siapakah Joker itu? Apa hubungannya dengan Maya, “ilusi-dunia”?***Novel Jostein Gaarder ini menyoroti gagasan-gagasan yang besar: penciptaan alam semesta, evolusi kehidupan di atas bumi, munculnya manusia, dan tujuan dari keberadaan manusia.Catatan Kesuksesan Dunia Sophie:• Novel Terlaris di Dunia pada 1995• Telah diterjemahkan ke dalam 53 bahasa• Terjual lebih dari 30 juta kopi di seluruh dunia• Novel yang dipakai sebagai buku pengantar filsafat di berbagai universitas di dunia***“Novel yang sarat gagasan. Menghibur sekaligus penuh hikmah.”—Daily Mail“Pengarang best-seller Dunia Sophie kembali dengan petualangan filosofis yang menakjubkan ... kali ini memasuki dunia makna hidup dan cinta. Sangat menggoda!”—The Scotsman“Anda akan selalu menemukan kejutan setiap kali membaca buku Jostein Gaarder, Maya tidak terkecuali. Sebuah novel yang filosofis, misterius, dan mengejutkan. Sungguh memikat.”—Bookcrossing“Berani dan imajinatif.”—Waterstones Quarterly
Klik untuk ke alamat situs http://www.lemaribuku.com

Kamis, 03 April 2008

DO (drop Out) Sebuah sinopsis Film


SinopsisJemi (Ben Joshua, Cinta Pertama) adalah seorang “mahasiswa abadi” yang sudah berada di posisi genting: kalau semester ini ia tidak berhasil lulus, ia akan didepak dari kampusnya, alias di-drop out. Teman-teman gaulnya juga nggak banyak menolong – Si Germo (Dwi Sasono, Otomatis Romantis) yang hobinya mencuri apa aja (mulai dari celana dalam sampai mobil), Si Ketek (Ferry Gustian) yang nafsunya segede dosa, dan Si Banci (Dimas Aditya, Kawin Kontrak) yang nggak pernah jelas sukanya sama apaan.Muncul Lea (Titi Kamal, Mendadak Dangdut), dosen muda yang pintar tapi kolotnya minta ampun. Simbiosis mutualisme pun terjadi antara Lea dan Jemi. Lea memberikan pelajaran intensif supaya Jemi bisa lulus, Jemi pun memberi “mata kuliah ekstra” pada Lea agar Lea lebih mengerti kenapa lelaki dan perempuan diciptakan berpasang-pasangan.


Press ReleaseJakarta, 26 Februari 2008 D.O - Drop Out: Asyik Terus Sampai Mampus Tahun 2008 adalah tahun untuk komedi. Meramaikan perfilman Indonesia dengan tawa, MVP Pictures akan meluncurkan sebuah film komedi berjudul D.O (Drop Out) pada tanggal 20 Maret 2008 mendatang. Diarahkan oleh sutradara Winaldha (Petualangan 100 hari), D.O adalah proyek spesial dari MVP Pictures yang diperani oleh bintang-bintang papan atas seperti Titi Kamal, Ben Joshua, Dokter Boyke, Sarah Sechan, dan Dona Harun. Titi Kamal berperan sebagai Lea, seorang dosen muda yang super kolot, tidak pernah pacaran tapi mempunyai keingintahuan yang besar tentang seks. Cerita D.O berpusat pada hubungannya dengan Jemi yang diperankan oleh Ben Joshua, seorang mahasiswa abadi yang terancam D.O kalau kuliahnya tidak selesai pada semester itu juga. Dari Jemi, Lea mendapatkan pelajaran tentang bagaimana pria dan wanita ”seharusnya” saling melengkapi. Sebagai balasannya, Lea meluangkan waktunya untuk memberikan pelajaran intensif agar Jemi bisa menyelesaikan kuliahnya. Hasilnya, Jemi mendapatkan nilai A pertamanya selama tujuh tahun kuliah. Masa depan Jemi tiba-tiba menjadi begitu jelas dan bersinar tapi dengan cepat kembali gelap ketika Dokter M., diperankan oleh Dr. Boyke, seorang dosen super senior ikut-ikutan jatuh cinta pada Lea. Dokter M. mengiming-iming kelulusan Jemi dengan sebuah syarat: Jemi harus berhasil menjodohkan Lea dengan Dokter M. ”Daya tarik D.O terutama pada gabungan aktor dan aktrisnya,” ujar sutradara yang biasa dipanggil Bang Win. ”Kapan lagi bisa menyaksikan Dr. Boyke berperan dalam sebuah film sebagai seseorang yang sok tahu tentang seks?” lanjutnya sambil tertawa. Bukan hanya Dokter Boyke yang mendapat peran spesial, dua bintang utama D.O pun mendapatkan peran yang sangat berbeda dari sebelumnya.