Kamis, 29 Maret 2012

Capacity Building in Kuala Lumpur, Malaysia


Keprihatinan terhadap Kualitas Penduduk Indonesia yang kaian masa main tidak menunjukan progresivitasnya bahkan masih jauh tertinggal dengan negara-negara se asia tenggara, seperti Singapura, Malaysia dan lain sebagainya. Salah satu Lembaga Non Kementrian Negara yang dengan leading sektor soal kependudukan tepatnya Kuantitas kependudukan, memandang perlu untuk melakukan pembelajaran mendalam pada negara yang telah mampu mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan memajukan kualitas penduduknya. Kali ini Malaysia menjadi tujuan pembelajaran pertama, tepatnya di LPPKN.

Banyak hal yang dapat di petik, mulai dari pola manajemen, hingga pola kemitraan dengan pihak swasta dalam meningkatkan kualitas penduduk.

Minggu, 29 Mei 2011

Minum Kopi Cegah Alzheimer




JAKARTA, KOMPAS.com — Selain mampu mengusir rasa kantuk, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kopi bermanfaat untuk mencegah seseorang terkena penyakit demensia Alzheimer.
"Ya sudah ada penelitian yang mengatakan bahwa kopi mencegah Alzheimer. Ini karena di kopi ada stimulan, kafein, dan antioksidan yang merangsang kerja dari sel-sel otak," kata Samuel Oetoro, MS, SpGK, spesialis gizi klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dalam media workshop, Jumat (27/5/2011).
Alzheimer merupakan jenis kepikunan yang membahayakan karena dapat melumpuhkan pikiran dan kecerdasan seseorang. Keadaan ini ditunjukkan dengan kemunduran fungsi intelektual dan emosional secara progresif dan perlahan sehingga mengganggu kegiatan sosial sehari-hari.
Menurut Samuel, salah satu faktor penyebab Alzheimer adalah adanya pelepasan radikal bebas di otak yang berlebihan. Dalam hal ini, kafein mampu menangkalnya.
Meski ada penelitian yang membuktikan manfaat tersebut, Samuel tetap tidak menganjurkan kita untuk mengonsumsi kopi secara berlebihan. Pasalnya, terlalu banyak minum kopi juga bisa berpengaruh buruk terhadap kesehatan dan tubuh. "Maksimal minum kopi dua cangkir sehari," imbuhnya.
Disinggung soal seberapa besar kebenaran akan manfaat kopi untuk mencegah Alzheimer, Samuel mengatakan hal itu sangat tergantung dari seberapa banyak penelitian yang membuktikannya. "Meta-analisisnya belum ada. Meta-analisis itu, dari banyaknya penelitian yang dikumpulkan, dilihat mana yang positif, mana negatif lalu dibandingkan. Itu belum ada," pungkasnya.
Sementara itu, dr Raul Sibarani, SpS, dari MRCCC Siloam juga mengungkapkan hal senada terkait khasiat kopi dalam mencegah gangguan kepikunan. "Kafein itu memang ternyata betul bukan hanya untuk yang Alzheimer, melainkan juga untuk yang parkinson," ungkapnya.
Raul mengungkapkan, berdasarkan hasil riset pada tikus yang diberi kafein dan kemudian dilakukan otopsi, ternyata ditemukan bahwa sel otak tikus tersebut terlihat jauh lebih bagus. Lebih lanjut, Raul menambahkan, manfaat lain yang terdapat dalam kopi antara lain sebagai stimulator otak. "Jadi, itu untuk meningkatkan daya konsentrasi kita. Makanya, orang minum bisa lebih banyak bekerja, waktu untuk konsentrasi lebih panjang," tandasnya.

Cegah Kanker dengan Minum Kopi




WASHINGTON, KOMPAS.com — Ini adalah kabar baik bagi mereka yang gemar meminum kopi. Hasil penelitian terbaru di Amerika Serikat menunjukkan, peminum kopi, khususnya pria, memiliki risiko lebih rendah mengidap jenis kanker prostat yang mematikan.
Riset selama kurun waktu 20 tahun (1986-2006) yang melibatkan hampir 50.000 pria mengungkapkan, mereka yang minum sedikitnya enam cangkir kopi setiap hari tercatat berisiko 20 persen lebih rendah mengidap kanker prostat ketimbang mereka yang tak pernah menenggak kopi. Selain itu, para penggemar kopi juga berisiko 60 persen lebih kecil mengalami kematian akibat penyakit tersebut dibanding yang tak peminum kopi.
'"Mereka yang paling banyak minum kopi risikonya 20 persen lebih rendah mengidap kanker prostat selama masa pemantauan. Risiko 20 persen lebih rendah ini ditemukan pada mereka yang minum enam cangkir atau lebih dibandingkan mereka yang tak minum kopi," kata Lorelei Mucci, ScD, MPH, peneliti dan associate professor bidang epidemiologi dari Harvard School of Public Health.
Masih menurut riset tersebut, mereka yang gemar kopi tetapi membatasi kadar kafeinnya juga tetap memperoleh manfaatnya karena kopi jenis decaf juga sama efektifnya dalam mencegah kanker prostat.
Temuan ini, menurut para ahli, berdampak signifikan mengingat kanker prostat adalah penyakit yang kerap menghantui kaum Adam. Setiap tahun diperkirakan sekitar 37.000 kasus baru kanker prostat dan menyebabkan setidaknya 10.000 kematian.
Walau begitu, para peneliti dari Harvard menganjurkan, mereka yang selama ini enggan meminum kopi tidak perlu mengubah kebiasaannya karena adanya riset ini.
Dalam studinya, yang dipublikasikan Journal of the National Cancer Institute, tim peneliti membandingkan asupan kopi relawan pria, baik jenis kopi biasa maupun decaf. Para relawan juga diwawancarai mengenai asupan diet mereka setiap empat tahun berdasarkan rekam medis.
Tercatat hampir dua pertiga atau sekitar 66 persen relawan meminum kopi sekurangnya secangkir sehari dan 5 persen lainnya minum setidaknya enam cangkir atau lebih setiap hari. Dari total 47.911 relawan yang dilibatkan, 5.035 di antaranya mengidap kanker prostat, dengan 642 pria mengidap tumor mematikan.
Peneliti mencatat, konsumsi kopi dalam jumlah yang sedikit–satu hingga tiga cangkir per hari–juga dapat menekan risiko mengidap kanker prostat mematikan hingga 30 persen. Jumlah asupan yang lebih besar memberikan efek yang lebih besar.
Yang lebih penting, kata peneliti, hubungan ini tidak bisa diartikan bahwa peminum kopi memiliki gaya hidup yang lebih sehat. Faktanya, mereka juga cenderung merokok dan kurang berolahraga. Kafein selama ini juga dikenal memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan, termasuk mengurangi risiko asma, Alzheimer, dan multiple sclerosis.
Akan tetapi, pada kasus ini, para ahli percaya bahwa ada zat kimia lainnya dalam kopi yang memberikan manfaat bagi pencegahan kanker prostat. Mereka memperkirakan, zat sejenis antioksidan dapat menekan risiko kanker dan mencegah tumbuhnya tumor mematikan dengan meredam kadar sejumlah hormon seksual, mengatur kadar gula darah, dan mecegah inflamasi atau peradangan.
"Hubungan antara kopi dan rendahnya risiko kanker prostat tahap lanjut secara biologis dapat diterima," klaim peneliti.
Sementara itu, Mark Kawachi, MD, Direktur Prostate Cancer Center di City of Hope Comprehensive Cancer Center, Duarte, California, berpendapat bahwa kopi merupakan minuman yang sangat kompleks. "Di dalamnya ada begitu banyak zat kimia, baik yang sudah maupun yang belum diketahui," ujarnya.
Untuk itu, hasil riset ini harus dibuktikan dan divalidasi oleh penelitian lanjutan yang juga bersifat independen. Pasalnya, riset ini hanya membuktikan hubungan antara konsumsi kopi dan rendahnya risiko kanker prostat mematikan.

Kamis, 26 Mei 2011

Nutrisi yang Pas Berdasarkan Umur Perempuan



Jakarta, Nutrisi merupakan salah satu penunjang kehidupan dan mempengaruhi tingkat kesehatan seseorang. Untuk itu ketahui nutrisi penting yang diperlukan perempuan berdasar kelompok usianya.Vitamin dan mineral tertentu menjadi sangat penting pada waktu kehidupan tertentu. Berikut ini nutrisi penting yang dibutuhkan perempuan berdasar kelompok usianya, seperti dikutip dari WebMD, Jumat (26/5/2011) yaitu:Kelompok usia anak dan remaja
Pada usia ini penting mengonsumsi buah, sayuran, produk susu dan sumber protein. Sedangkan nutrisi khusus penting lainnya adalah:
Kalsium, semua usia memang perlu kalsium tapi akan menjadi hal yang penting selama masa anak-anak dan remaja. Kondisi ini untuk membantu tulang tetap kuat dan tidak cepat keropos saat tua nanti.
Zat besi, nutrisi ini sangat penting terutama ketika gadis mulai menstruasi untuk membantu produksi sel darah merah dan mencegah anemia.
Mengurangi makanan berkalori tinggi, banyak anak-anak dan remaja sekarang yang konsumsi kalorinya berlebihan. Untuk itu hindari makanan berkalori tinggi dan perbanyak aktivitas fisik untuk menyeimbangkannya. Kelompok usia dewasa
Beberapa nutrisi penting bagi perempuan selama dewasa terutama jika ia merencanakan untuk hamil atau sedang menyusui, yaitu:
Asam folat, nutrisi ini penting untuk mencegah cacat tabung saraf yang bisa berakibat fatal pada janin yang dikandung.
Vitamin B12, nutrisi ini memiliki peran hampir sama dengan asam folat yaitu penting bagi perkembangan sistem saraf dan fungsinya.
Asam lemak omega 3, nutrisi ini berperan banyak dalam tubuh termasuk membantu otak dan sel-sel saraf tetap sehat. Pada ibu hamil bisa membantu mencegah kelahiran prematur, sedangkan untuk perempuan yang tidak berencana hamil bisa membantu mengurangi risiko penyakit jantung dan kardiovaskular lainnya.
Vitamin D, vitamin ini membantu menghasilkan sel-sel kulit ketika terkena sinar matahari serta membantu tubuh menyerap kalsium.
Zat besi, selama seorang perempuan masih mengalami menstruasi maka ia membutuhkan zat besi yang cukup, sedangkan pada perempuan yang hamil memerlukan zat besi lebih banyak. Kelompok usia lanjut (menopause)
Setelah menopuase maka tubuh mengalami perubahan lagi. Kebutuhan zat besi tak sebanyak saat ia masih menstruasi dan ada peningkatan nutrisi lain untuk membantu menyerap dan proses metabolisme. Berikut ini nutrisi penting yang patut dipertimbangkan:
Kalsium dan vitamin D, meskipun terkadang tulang keropos tidak bisa dihindari seiring bertambah usia, tapi kondisi ini bisa diperlambat dengan mendapatkan asupan kalsium dan vitamin D yang cukup.
Vitamin B12, vitamin ini berfungsi mencegah terjadinya penurunan fungsi otak seiring dengan usia yang bisa didapatkan dari makanan seperti ikan.
Cairan, kebutuhan cairan perempuan meningkat seiring usia. Tapi umumnya saat tua kemampuan tubuh untuk mengenali sinyal haus berkurang sehingga ia cenderung mengonsumsi sedikit air. Selain nutrisi, dibutuhkan pula aktivitas fisik yang teratur. Hal ini karena seiring bertambahnya usia perempuan ia akan mengalami kehilangan massa otot, dan aktivitas fisik bisa membantu menjaga otot.(ver/ir) (copyright from: www.http://health.detik.com)

Selasa, 24 Mei 2011

Perhatikan Hal-hal Ini Jika Ingin Nikah Muda




Jakarta - Pernikahan adalah penyatuan dua pribadi yang berbeda. Banyak masalah yang pastinya akan timbul setelah pernikahan. Oleh karena itu kematangan, keuangan dan kesiapan mental kedua pihak sangat dibutuhkan untuk menjaga keutuhan rumah tangga.Dikutip Your Tango, statistik perceraian menunjukkan bahwa hampir 50 persen dari pernikahan berakhir dengan perceraian. 60 persen dari semua pasangan yang menikah muda yaitu pada usia 20 dan 25 tahun mengalami perceraian. Hal ini menimbulkan beberapa pertanyaan, apakah pernikahan mereka tidak serius? Atau karena pasangan yang menikah terlalu muda?Usia muda adalah waktu yang tepat untuk mengembangkan diri seperti mengejar karir, bersenang-senang dan belajar mandiri. Kegiatan tersebut akan terbatasi setelah memulai sebuah keluarga.Biasanya saat berusia 20 tahun, kita masih belum mengenal jati diri kita. Ketidakdewasaan, emosi yang labil dan kurangnya pengalaman hidup menjadi penyebab perceraian dari sebagian pasangan muda.Pasangan yang berpacaran saat berusia 16 tahun mungkin berpikir bahwa mereka akan menikah saat mencapai usia 20 tahun. Meskipun hal ini bisa saja terjadi, tapi jangan lupa dengan masalah yang akan timbul setelah menikah. Umur yang masih muda dapat memicu kecemburuan yang besar dalam berhubungan. Hargailah pasangan Anda saat sudah mulai merasa bosan dengannya.Hal yang juga perlu diperhatikan adalah keuangan rumah tangga. Setelah menikah kebutuhan akan meningkat, misalnya untuk membeli rumah dan mebayar tagihan lainnya.Masalah keuangan dapat memicu pertengkarang pada setiap pasangan. Hal ini dapat menimbulkan stres dan ketegangan pada hubungan. Seiring dengan bertambahnya usia, kita akan belajar bagaimana mengatur keuangan sesuai dengan gaya hidup.Jika Anda masih belum siap dengan komitmen, sebaiknya jangan terburu-buru untuk menikah. Perceraian akan sangat menyakitkan apalagi jika anak-anak yang menjadi korbannya. Setiap pernikahan sangat rentan dengan perselingkuhan. Tunggu sampai Anda siap, matang, dan bisa bertanggung jawab pada diri sendiri baru menikah. Kestabilan emosional dan finansial juga perlu dipersiapkan sebelum menikah. (Copyright from: www.walipop.com)

Selasa, 17 Mei 2011

BKKBN: Vasektomi Tak Sebabkan Impotensi



KB Pria Bukan Kebiri
Vasektomi Bikin Mr P Loyo? Ah Masa Iya!
JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kembali menegaskan bahwa pemasangan medis operasi pria (MOP) atau vasektomi sangat aman dan tidak menyebabkan impotensi atau disfungsi ereksi.
"MOP atau vasektomi itu sangat aman dan tidak akan menyebabkan impoten bagi para pria yang menjadi pesertanya," kata Kepala BKKBN Sugiri Syarief melalui siaran pers di Jakarta, Senin (16/5/2011) kemarin.
Untuk itu, Sugiri meminta para pria peserta MOP atau vasektomi tidak khawatir menjadi impoten.
Sugiri menjelaskan, MOP atau vasektomi merupakan salah satu metode yang tepat untuk menyukseskan program keluarga berencana (KB).
Ia menambahkan, beberapa waktu lalu BKKBN mendapatkan piagam pemecah rekor dari Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri) sebagai pemrakarsa MOP atau vasektomi terbanyak.
"Penyerahannya dilakukan oleh perwakilan Muri, Sri Widayati, di Situbondo, Jawa Timur, pada Jumat 13 Mei 2011," katanya.
Penghargaan Muri tersebut diberikan kepada BKKBN selaku pemrakarsa MOP terbanyak dengan jumlah peserta 340 orang tanggal 12 dan 13 Mei selama dua hari.
"Selain diberikan kepada BKKBN, penghargaan sebagai penyelenggara ini juga diberikan kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan juga tim penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Jawa Timur," katanya.
Penghargaan Muri tersebut turut diberikan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo selaku penyelenggara pemasangan MOP terbanyak. (copyright from: http://www.compas.com/)

Menikah Ideal Usia 20-35 untuk Wanita & 25-40 untuk Pria



Jakarta - Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mewanti-wanti agar tidak menikah di usia muda. Usia muda artinya, usia yang belum matang secara medis dan psikologinya. Usia menikah ideal untuk perempuan adalah 20-35 tahun dan 25-40 tahun untuk pria."Perlu dipertimbangkan medis dan psikologisnya. Untuk perempuan, idealnya menikah di usia 20-35 tahun. Sedangkan untuk laki-laki beda 5 tahun yakni 25-40 tahun," ujar Kepala BKKBN Sugiri Syarif dalam perbincangan dengan detikcom, Selasa (17/5/2011).Dia menjelaskan, pada umur 20 tahun ke atas, organ reproduksi perempuan sudah siap mengandung dan melahirkan. Sedangkan pada usia 35 tahun mulai terjadi proses regeneratif."Secara psikologis umur 20 juga mulai matang, bisa mempertimbangkan secara emosional dan nalar. Sudah tahu menikah itu tujuannya apa, untuk apa. Kalau menikah di usia 12 tahun mana tahu menikah itu bagaimana," sambung Sugiri.Kebanyakan yang terjadi, tambahnya, menikah dini dikarenakan terjepit masalah ekonomi. Hal ini banyak dijumpai di pedesaan dan daerah tertentu di Indonesia yang masih sangat memegang pemikiran lama, di mana perempuan tidak perlu mendapat pendidikan tinggi karena banyak bergulat di dapur, kasur dan sumur."Kalau sudah selesai sekolah (seperti SD atau SMP) banyak yang langsung dinikahkan. Masih ada orangtua yang bangga kalau anaknya menikah usia muda, apalagi jika pasangannya kaya dan terkenal," lanjut Sugiri.Selain itu, masih ada orangtua yang merasa bangga jika anaknya menikah di usia muda meski harus tidak melanjutkan pendidikan. "Sepertinya ada sebuah kebanggan kalau anaknya 'laku' atau masih muda namun telah dipinang orang," imbuhnya.Nah, sedangkan perempuan yang menikah di atas 35 tahun dan setelah itu hamil, maka harus lebih hati-hati menjaga kehamilannya. Kala hamil di usia lebih dari 35 tahun maka harus rajin-rajin memeriksakan kehamilan. Di usia itu, kehamilan kurang lebih sama rentannya dengan kehamilan perempuan dengan usia di bawah 20 tahun. (copyright from www.detik.com)

Jumat, 06 Mei 2011

Membuat Piramida Penduduk



Memahami komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin merupakan salah satu aspek yang penting khususnya dalam analisis kependudukan dan umumnya dalam perencanaan pembangunan. Misalnya, potensi pertumbuhan penduduk ke depan dapat diperkirakan melalui pengamatan dari komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin ini. Perencanaan untuk penyediaan pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan dan kebutuhan-kebutuhan dasar penduduk lainnya juga membutuhkan informasi mengenai komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.
Dalam kerangka mendapatkan gambaran tersebut, salah satu alat analisis yang digunakan adalah piramida penduduk. Piramida penduduk adalah dua buah diagram batang, pada satu sisi menunjukkan penduduk laki-laki dan pada sisi lainnya menunjukkan penduduk perempuan dalam kelompok interval usia penduduk biasanya lima tahunan. Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di sebelah kiri dan penduduk wanita di sebelah kanan. Meskipun piramida penduduk dapat menunjukkan jumlah penduduk atau persentase jumlah penduduk terhadap jumlah penduduk total, tetapi umumnya adalah menggunakan persentase.
Tulisan kali ini akan membahas cara membuat piramida penduduk dengan menggunakan Program Excel. Untuk latihan, kita coba membuat piramida penduduk dengan data Penduduk Propinsi Jambi Tahun 2005 menurut kelompok umur dan jenis kelamin. Aplikasi dalam tulisan ini menggunakan Microsoft Office Excel 2007. Meskipun prosedurnya agak sedikit berbeda dengan versi-versi Excel sebelumnya, tetapi secara umum bagi yang sudah terbiasa menggunakan Excel, akan tetap bisa mengaplikasikannya pada versi-versi sebelum versi 2007 ini.
Tahapan-Tahapan yang harus dilakukan adalah:
Tahap 1. Ketik data penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Sebagai contoh ketik kelompok umur di kolom A baris 5 – 20 (range A5:20), penduduk laki-laki di range B5:B20 dan penduduk perempuan di range C5:C20. Untuk mempermudah membuat grafik. Copy kembali kelompok umur yang sudah diketik tadi ke range D5:D20.
Selanjutnya, hitung persentase penduduk masing-masing kelompok umur pada masing-masing jenis kelamin (laki-laki dan perempuan). Persentase untuk laki-laki ditempatkan pada range E5:E20. Tetapi nilai persentase untuk laki-laki dijadikan angka negatif. Di sel E5, ketik rumus =-(B5/B$21)*100. Kemudian copy sampai sel E20. Persentase untuk perempuan ditempatkan pada range F5:F20. Tetapi nilai persentase untuk perempuan tidap perlu dinegatifkan. Di sel F5, ketik rumus =(C5/C$21)*100. Kemudian copy sampai sel F20.
Hasil pengerjaan pada tahap pertama ini dapat dilihat di bawah ini:

Tahap 2. Blok range D4:F20. Kemudian klik Insert > Chart > Bart > Clustered Bart. Setelah itu klik OK. Akan muncul tampilan output sebagai berikut: (Catatan: Inti dari prosedur di atas adalah kita memilih grafik jenis Bar (batang) dengan sub-jenis Clustered Bar)

Seperti yang kita lihat, grafik tersebut belum terlalu mirip dengan piramida penduduk yang umum kita dapatkan. Antara satu batang-dengan batang belum saling merapat. Angka persentase untuk laki-laki ditampilkan dalam angka negatif (yang seharusnya positif). Belum seluruh kelompok umur yang ditampilkan. Selain itu, kelompok umur juga ditampilkan di tengah dan mengganggu tampilan. Oleh karenanya, tahapan berikut adalah memperbaiki grafik tersebut.
Untuk memperbaiki itu ada beberapa tahap pengerjaan lagi yang harus kita lakukan yaitu:
Tahap 3. Memperbaiki Grafik
a. Merapatkan batang-batang dari grafik dengan cara: Klik kanan salah satu batang grafik, kemudian klik Format Data Series. Akan muncul tampilan berikut:

Pada Series Overlap jadikan 100% dan pada Gap Width jadikan 0 %, seperti terlihat pada tampilan diatas. Selanjutnya klik Close.
b. Menambahkan tampilan kelompok umur dan memindahkan angka kelompok umur ke sisi kiri grafik.
Klik kanan pada angka kelompok umur, kemudian klik Format Axis. Akan muncul tampilan berikut:

Sesuaikan isian dalam kotak-kotak pilihan seperti tampilan diatas. Selanjutnya klik Close.
c. Merubah persentase negatif pada penduduk laki-laki.
Klik kanan pada angka persentase, klik Format Axis, klik Number, klik Custom. Akan muncul tampilan berikut:

Di kotak format Code, ketik 0.0;0.0, kemudian klik Close. Maka selesailah piramida penduduk kita seperti yang terlihat di bawah ini. Kita bisa menambahkan judul grafik, nama sumbu vertikal, nama sumbu horizontal dan asesoris grafik lainnya yang tidak kita bahas disini.
(copyright from: http://junaidichaniago.wordpress.com/)